Nojorono Kudus: Dorong Ekonomi Sirkular Lewat Limbah

Nojorono Kudus: Dorong Ekonomi Sirkular Lewat Limbah

Sesuai dengan misi “Hidup yang Menghidupi”, strategi pemasaran Nojorono tetap memperhatikan aspek sosial dan lingkungan.

OlehRanto Rajagukguk

Konsep ekonomi sirkular menjadi strategi banyak merek di berbagai industri untuk menerapkan aspek keberlanjutan dalam upaya menjaga lingkungan. Konsep ini juga menjadi penting lantaran ekonomi sirkular merupakan model yang berupaya memperpanjang siklus hidup dari suatu produk, bahan baku, dan sumber daya yang ada agar dapat dipakai selama mungkin.

Prinsip dari ekonomi sirkular mencakup pengurangan limbah dan polusi, menjaga produk dan material terpakai selama mungkin, dan meregenerasi sistem alam. Melalui ekonomi sirkular, industri bisa mencapai lebih banyak dengan menggunakan lebih sedikit. 

Pada tahun 2021, Kementerian PPN/Bappenas bersama dengan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark telah meluncurkan laporan "Manfaat Ekonomi, Sosial dan Lingkungan Ekonomi Sirkular di Indonesia". Dari laporan itu, Indonesia pada tahun 2030 berpotensi menghasilkan tambahan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp 593-638 triliun dan bisa mengurangi 18%-52% limbah di sektor prioritas. 

0

MarketeersMAX

Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.