Kompetitif dan Rasional
Wellness & Sport

Kompetitif dan Rasional

Memiliki dorongan berkompetisi dan berpikir rasional merupakan karakter manusia, baik itu laki-laki maupun perempuan. Sayangnya, sterotipe sosial membatasi perempuan sebagai mahkluk emosional saja. Pemasar harus jeli menemukan karakter pasar secara lebih detail lagi. 

OlehBernadinus Adi Pramudita

Olahraga sedari dahulu adalah milik semua orang, baik laki-laki atau perempuan. Meski demikian, ada masanya olahraga dibagi-bagi dalam kelompok berbasis gender yang di baliknya mencerminkan persepsi keliru tentang gender. Misalnya, boxing, muay thai, angkat beban, dianggap sebagai jenis olahraga maskulin. 

Ada asumsi bahwa perempuan dinilai tidak cocok melakukan olahraga yang terbilang “berat”. Tidak sedikit yang berpikir bahwa perempuan tidak cukup kuat atau tahan untuk melakukan aktivitas fisik yang intens. Stereotipe ini membuat perempuan sering dianggap tidak serius atau tidak kompeten dalam olahraga tertentu. 

Padahal, lambat laun, industri olahraga, dalam cakupan yang lebih besar, yakni wellness & sport, sudah banyak perempuan yang berpartisipasi dalam olahraga fisik seperti boxing, muay thai, angkat beban. Partisipasi perempuan dalam olahraga ini sudah berbeda sudah banyak bertambah. Lanskap dominasi yang sebelumnya dikuasai kaum jaka ini sudah tak lagi sama. Buktinya, sejumlah riset mengenai pasar industri kesehatan dan kebugaran atau wellness & sport menunjukkan bahwa tak sekada

0

MarketeersMAX

Anda harus berlangganan lebih dulu untuk mengakses semua konten premium ini. Apabila Anda sudah berlangganan, silakan klik tombol Login.